Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (SekolahAdab.Com)
Banyak yang merasa telah menanamkan Iman, padahal baru pengetahuan tentang Iman. Banyak yang telah merasa mengajarkan Islam, padahal baru pengetahuan tentang Islam.
Continue readingKajian Adab
Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (SekolahAdab.Com)
Banyak yang merasa telah menanamkan Iman, padahal baru pengetahuan tentang Iman. Banyak yang telah merasa mengajarkan Islam, padahal baru pengetahuan tentang Islam.
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Di antara keberkahan itu adalah bertambahnya ketakwaan orang-orang beriman. Bertambahnya ketakwaan tentu mendorong lahirnya amal-amal besar dan mulia yang lebih banyak dan variatif. Oleh karenanya, ibadah puasa Ramadhan adalah satu bentuk amalan yang bertujuan melahirkan generasi bertakwa, sebagai prasyarat generasi beradab, sebagaimana Surat Al-Baqarah [2] ayat 183:
Continue readingSesi 08 Sekolah Adab Untuk Orang Tua (SARAT) Level 01 – Ta’dib Generasi Ulama Umara di Era Disrupsi bersama Dr. Adian Husaini (SPS-UIKA Bogor | PRISTAC)
Ahad, 10 Sya’ban 1443 H/13 Pebruari 2022, 06.45-09.00 WIB
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Setelah menanamkan iman yang mendalam ke dalam jiwa anaknya, Luqman kemudian berbicara amal shalih yang utama yang mencirikan perilaku orang-orang beriman. Amal yang utama itu adalah berbakti kepada kedua orang tua (birr al-walidain). Perhatikan surat Al-Baqarah [2] ayat 14:
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Rubu’ ke-26 adalah Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran [3] ayat 113-132 pada halaman 64-66 dari Mushaf Utsmani. Sebagaimana ciri Surat Madaniyah, pada Rubu’ ini, Allah SWT sentiasa mengkorelasikan antara keimanan dan amal shalih, dan menegaskan bahwa setiap amal shalih hendaknya dibangun di atas pondasi keimanan. Amal yang tidak dibangun di atas keimanan akan berakhir pada kesia-siaan.
Berikut ini sebagian kecil pelajaran yang dapat kita ambil dari Rubu’ ke-26, sebagai berikut:
لَيْسُوا سَواءً مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ أُمَّةٌ قائِمَةٌ يَتْلُونَ آياتِ اللَّهِ آناءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113) يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسارِعُونَ فِي الْخَيْراتِ وَأُولئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114) وَما يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (115) إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَأُولئِكَ أَصْحابُ النَّارِ هُمْ فِيها خالِدُونَ (116) مَثَلُ مَا يُنْفِقُونَ فِي هذِهِ الْحَياةِ الدُّنْيا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيها صِرٌّ أَصابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَما ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (117)
113. Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (salat).
114. Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang saleh.
115. Dan kebajikan apa pun yang mereka kerjakan, tidak ada yang mengingkarinya. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.
116. Sesungguhnya orang-orang kafir, baik harta maupun anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah. Mereka itu penghuni neraka, (dan) mereka kekal di dalamnya.
117. Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبالاً وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضاءُ مِنْ أَفْواهِهِمْ وَما تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآياتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118) هَا أَنْتُمْ أُولاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتابِ كُلِّهِ وَإِذا لَقُوكُمْ قالُوا آمَنَّا وَإِذا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذاتِ الصُّدُورِ (119) إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِها وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ بِما يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (120)
118. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.
119. Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, “Kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, “Matilah kamu karena kemarahanmu itu!” Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
120. Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقاعِدَ لِلْقِتالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (121) إِذْ هَمَّتْ طائِفَتانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلا وَاللَّهُ وَلِيُّهُما وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (122) وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (123)
121. Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
122. Ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.
123. Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.
إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلاثَةِ آلافٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ مُنْزَلِينَ (124) بَلى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلافٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ مُسَوِّمِينَ (125) وَما جَعَلَهُ اللَّهُ إِلاَّ بُشْرى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (126) لِيَقْطَعَ طَرَفاً مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خائِبِينَ (127) لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظالِمُونَ (128) وَلِلَّهِ مَا فِي السَّماواتِ وَما فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (129)
124. (Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
125. “Ya” (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.
126. Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala-bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar hatimu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
127. (Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bantuan) adalah untuk membinasakan segolongan orang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, sehingga mereka kembali tanpa memperoleh apa pun.
128. Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.
129. Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَوا أَضْعافاً مُضاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (130) وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكافِرِينَ (131) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132) وَسارِعُوا إِلى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّماواتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولئِكَ جَزاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ خالِدِينَ فِيها وَنِعْمَ أَجْرُ الْعامِلِينَ (136)
130. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
131. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang kafir.
132. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat.
133. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
136. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.
Demikian sebagian kecil pelajaran dari Rubu’ ke-26 ini, semoga mampu kita pahami dan dijadikan panduan dalam amal shalih kita di kehidupan ini.
💢 IG: https://instagram.com/sekolahadabinsanmulia
🌐 https://sekolahadab.com
Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Konsep mendahulukan penanaman iman dalam pengadaban terlihat dengan jelas dalam materi yang disampaikan oleh Luqmanul Hakim kepada anaknya. Pesan penting yang disampaikannya kepada anaknya mengandung pelajaran yang baik (mau’izhah hasanah-nya) bertemakan tauhid. Nama anaknya menurut as-Suhaili (1114-1185 M) adalah Tsaran. Perhatikan surat Al-Baqarah [2] ayat 13:
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Pendidikan adalah proses meneteskan ‘sesuatu’ ke dalam jiwa manusia, demikian Syed Muhammad Naquib al-Attas menyarikan dari pandangan para ulama seperti Al-Ghazzali dan selainnya. Diksi ‘sesuatu’ (something) yang dimaksud tentulah ilmu, sementara sebagaimana kita telah ketahui bersama bahwa ilmu yang pertama kali ditanamkan ke dalam jiwa manusia adalah aqidah atau tauhid atau iman kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Muhammad [47] ayat 19:
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Disebut mendidik adalah ketika seorang Ayah yang telah sadar bahwa dirinya adalah sosok pendidik bagi anak-anaknya, melakukan proses pendidikan itu dengan penuh kesadaran menghadirkan proses yang benar dan bertahap di dalam menanamkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang dapat diambil dari Kitab Suci Al-Qur’an sehingga dapat masuk ke dalam jiwa anaknya, sebagai murid biologis yang juga murid ideologisnya. Menyadari bahwa sebagai pendidik, ia tidak saja digugu tapi ditiru seluruh perilaku dan kepribadiannya. Sekaligus, menyadari bahwa buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, bahwa kepribadian anak kita tidak akan jauh dari kepribadian kita secara umum.
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Tidak semua keluarga dikaruniai anak keturunan, meskipun berbagai upaya telah dilakukan. Hal ini karena semua ada dalam takdir dan ketetapan Allah SWT. Maka bagi keluarga yang telah dikaruniai anak, terlibat aktifnya Ayah dan Bunda dalam mendidik anak-anaknya adalah salah satu wujud konkrit dari rasa syukur kepada Allah SWT.
Continue readingOleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Keutamaan Luqman adalah berkah dimudahkannya ia meraih hikmah dari Allah SWT. Bersama hikmahnya ia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk yang semuanya bersumber pada kalbu. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW dalam riwayat al-Bukhari no. 52 dari an-Nu’man bin Basyir r.a.:
Continue reading